Zakat dalam Perekonomian Modern: Ikhtiar Menyatukan Spirit Ibadah dan Solusi Ekonomi Umat
Dalam dunia ekonomi kontemporer yang sarat dengan sistem kapitalisme dan ketimpangan, buku Zakat dalam Perekonomian Modern hadir sebagai napas segar dan panggilan kembali pada kearifan Islam dalam membangun sistem keuangan yang adil, berkeadaban, dan solutif. Ditulis oleh tokoh ulama ekonomi Islam Indonesia, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc, buku ini merupakan pengantar sekaligus panduan komprehensif tentang bagaimana zakat—sebuah instrumen spiritual—dapat memainkan peran besar dalam sistem ekonomi nasional dan global.
Isi dan Struktur Buku
Buku ini tersusun secara sistematis, menggabungkan landasan teologis, pendekatan fiqih, hingga analisis empiris terhadap peran zakat dalam dinamika ekonomi modern. Prof. Didin dengan cermat menjelaskan konsep zakat dari sisi normatif (dalil dan ketentuan dalam Islam), kemudian mengembangkannya dalam konteks sosio-ekonomi kontemporer.
Pembahasan dimulai dari dasar-dasar pemahaman zakat: jenis-jenis zakat, syarat, nisab, dan siapa saja yang berhak menerima. Namun buku ini tidak berhenti pada tataran hukum saja. Justru yang menarik adalah pendalaman gagasan bahwa zakat bukan sekadar ibadah ritual, melainkan alat rekayasa sosial-ekonomi.
Melalui zakat, umat Islam diajak membangun ekonomi umat yang berkeadilan, mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, hingga mendukung pembangunan berbasis komunitas. Inilah wajah zakat produktif, yang tak hanya berhenti pada pemberian konsumtif, tapi mampu memberdayakan mustahik menjadi muzakki.
Relevansi dengan Ekonomi Modern
Buku ini memberikan peta jalan tentang bagaimana zakat bisa diintegrasikan ke dalam sistem perekonomian nasional. Prof. Didin menyoroti pentingnya pengelolaan zakat secara profesional dan transparan melalui lembaga amil zakat modern, yang bekerja dengan prinsip akuntabilitas seperti lembaga keuangan.
Ia juga membandingkan bagaimana zakat di Indonesia, meskipun potensinya mencapai ratusan triliun rupiah, baru tergarap sebagian kecil saja. Dengan pengelolaan yang maksimal, zakat diyakini bisa menjadi salah satu solusi pengurangan kemiskinan dan pengangguran secara sistematis, bahkan mengurangi beban negara dalam pengeluaran sosial.
“Zakat bukan semata sedekah atau amal ibadah pribadi, melainkan instrumen fiskal Islam yang dapat menopang struktur ekonomi negara,” tulis Prof. Didin dalam bab tentang strategi zakat nasional.
Gaya Penulisan dan Kelebihan Buku
Ditulis dengan gaya akademik namun mudah dipahami, buku ini cocok dibaca oleh mahasiswa, dosen, praktisi zakat, ekonom syariah, hingga pengambil kebijakan. Keunggulan buku ini adalah keseimbangan antara dalil naqli dan data empirik, antara idealisme Islam dan realitas ekonomi modern.
Buku ini juga dilengkapi dengan studi kasus dan model implementasi zakat di berbagai daerah, baik secara individu, institusional, maupun integrasi dengan program pemerintah. Ini menjadikan buku ini tak hanya wacana, tetapi juga praktis dan aplikatif.
Kekurangan (Catatan Kritis)
Jika ada yang perlu dicatat, mungkin adalah bahwa beberapa bagian data ekonomi yang digunakan sudah perlu diperbarui mengikuti perkembangan terkini. Namun, substansi dan gagasan dalam buku ini tetap relevan, dan bahkan semakin penting di tengah tantangan ekonomi hari ini, seperti krisis multidimensi dan ancaman ketimpangan sosial.
Kesimpulan
Zakat dalam Perekonomian Modern adalah karya penting yang menjembatani antara teks dan konteks, antara masjid dan pasar, antara spiritualitas dan keadilan sosial. Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin tidak hanya menawarkan gagasan, tetapi juga mengajak pembaca untuk mengubah cara pandang terhadap zakat: dari kewajiban individual menjadi fondasi transformasi sosial.
Buku ini layak menjadi bacaan wajib bagi siapa saja yang ingin melihat Islam tidak hanya sebagai sistem nilai, tetapi juga sebagai sistem solusi ekonomi masa depan. (ath)